Sementara itu, Aloy enggan membeberkan terkait kemungkinan adanya calon investor baru. Saat ini calon investor Merpati adalah PT Intra Asia Corpora (IAC) yang dimiliki Kim Johanes Mulia. Itu artinya, hingga saat ini, calon investor dari pihak swasta yang mau menghidupkan Merpati hanya IAC.
IAC menunjukkan kesungguhannya menghidupkan kembali Merpati dengan rencana menyuntikan dana sebesar Rp 6,4 triliun yang akan dicairkan dalam dua tahun. Hal itu sudah tertuang dalam Perjanjian Transaksi Penyertaan Modal Bersyarat yang dilakukan IAC dan Merpati pada 29 Agustus 2018 yang disaksikan PT PPA.
Adapun alasan Kementerian BUMN rela melepas Merpati menjadi milik swasta karena beban utang yang harus dibayarkan. Dengan masuknya Kim ke Merpati, beban utang itu akan menjadi tanggung jawab Merpati bersama IAC.
Kendati demikian dia menegaskan Kementerian BUMN tidak akan sembarangan menerima calon investor. Perlu ada due dilligence untuk meyakinkan sang investor benar-benar mampu menyelesaikan masalah Merpati dan membuatnya terbang kembali.
"Kita pelajari homologasinya. Kalau di situ sudah diikat. Kan dulu sudah ditawarkan juga. Kalau itu memang sudah mengikat, kita rundingkan dulu karena dia kan udah menangkan itu. Tapi kita harus lihat kemampuannya bener enggak," ujarnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3725265/privatisasi-merpati-kementerian-bumn-bentuk-tim-khususBagikan Berita Ini
0 Response to "Privatisasi Merpati, Kementerian BUMN Bentuk Tim Khusus"
Post a Comment