Search

Sanksi Iran dorong harga minyak

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kembali merangkak naik di akhir pekan ini setelah sempat turun di hari sebelumnya. Sejumlah analis menilai, efek sanksi Amerika Serikat (AS) atas pengekangan ekspor Iran masih terasa.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2018 di New York Mercantile Exchange pada Jumat (5/10) per pukul 19.18 WIB, kembali menguat 0,63% ke US$ 74,80 per barel dari hari sebelumnya.

Sebelumnya, Kamis (4/10), harga minyak ditutup melemah 2,72% menjadi US$ 74,33 per barel dari US$ 76,41. Harga minyak pada Rabu (3/10) adalah level tertinggi minyak dari Desember 2014.

Direktur Garuda Berjangka, Ibrahim menilai, penurunan minyak di hari Kamis hanya penurunan sesaat, mengikuti penguatan indeks dollar. Sehingga efeknya tidak berlangsung lama.

Secara fundamental, harga minyak akan dibayangi faktor permintaan dan suplai yang berpotensi tidak berjalan seimbang. Kepala Riset Makro dan Komoditas Julius Baer Norbert Rucker mengatakan, pasar masih sangat bullish. "Adanya kekhawatiran sanksi embargo minyak Iran dari AS menyebabkan pasokan berkurang secara signifikan," kata dia, seperti dikutip Reuters.

Ibrahim menambahkan, sanksi AS atas Iran sangat penting. Pasalnya, Iran adalah eksportir terbesar ketiga di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC). "Jadi kalau sudah mendapat sanksi, suplai minyak mentah akan turun. Produksi minyak Iran diproyeksi turun," kata dia, kemarin.

Sejatinya, kekhawatiran kekurangan pasokan minyak sedikit memudar pada Kamis. Sebab, AS mengaku akan menaikkan persediaan minyak. Begitu juga Rusia. Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, penambahan produksi di kedua negara tersebut memang sempat membuat harga minyak menurun.

 
Berpotensi koreksi
 

Tapi sanksi AS atas Iran masih menjadi faktor pendongkrak minyak. Laporan US Bank Jefferies meramalkan, ekspor minyak Iran bisa jatuh di bawah 1 juta barel per hari (bpd) di November. Selain itu, ada potensi kenaikan permintaan dari China.

Meski begitu ada spekulasi sanksi AS atas Iran bisa menjadi cara China dan Turki untuk membalas AS, yakni dengan tetap mengkonsumsi minyak dari Iran. Karena hal itu, Ibrahim memperkirakan, pekan depan harga minyak berpotensi menurun.

Ini juga nampak dari pergerakan harga minyak secara teknikal. Ibrahim memperkirakan, harga minyak WTI bergerak di US$ 73,50–US$ 75,80 barel. Sementara, harga minyak akhir 2018 diperkirakan naik ke US$ 77 per barel dan US$ 70 per barel di 2019.

Deddy memperkirakan, harga minyak berkisar di US$75,9–US$ 73,8 per barel. Di akhir tahun ini harga akan berada di US$ 70 dan tahun depan US$ 65 per barel.

Goldman Sachs memperkirakan, kenaikan harga minyak tak bertahan lama. "Kenaikan hanya berlaku saat ini, sementara fundamental di luar Iran belum berubah ke arah bullish," kata Goldman.

Reporter: Avanty Nurdiana, Jane Aprilyani
Editor: Herlina Kartika

Reporter: Avanty Nurdiana, Jane Aprilyani
Editor: Herlina Kartika

KOMODITAS

Let's block ads! (Why?)

http://investasi.kontan.co.id/news/sanksi-iran-dorong-harga-minyak

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Sanksi Iran dorong harga minyak"

Post a Comment

Powered by Blogger.