Search

Fakta-Fakta Rupiah Terlempar ke Rp15.000 per USD

JAKARTA - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) akhirnya menembus level pelemahan baru yakni Rp15.000 per USD pada 2 Oktober 2018. Pelemahan ini menjadi rekor terburuk sepanjang tahun ini.

Kejatuhan Rupiah tersebut merupakan imbas dari kebijakan Bank Sentral Amerika yang menetapkan kenaikan tingkat suku bunga atau The Fed Rate ke posisi 2%-2,25% dari 1,75%-2% pada 27 September 2018.

BERITA TERKAIT +

Berikut fakta-fakta rupiah terlempar ke Rp15.000 per USD, yang dirangkum Okezone Finance:

1. Penyebab Rupiah Tembus Rp15.021/USD

Ekonom Institute Development of Economic and Finance (Indef) Bima Yudhistira Adhinegara mengatakan pelemahan Rupiah dikarenakan faktor domestik dan global. Dia memprediksi, hari ini Rupiah bergerak di level Rp14.950 per USD-Rp15.060 per USD.

“Faktor global dan domestik sama-sama mendominasi pergerakan rupiah pekan depan. Kenaikan harga minyak mentah hingga USD85 per barel atau melonjak 28% (ytd) disebabkan oleh berkurangnya pasokan paska boikot minyak Iran yang diserukan Trump,” ujarnya.

Bagi negara net importir minyak seperti Indonesia, lanju Bhima naiknya harga minyak dapat menyebabkan defisit migas yang semakin lebar. Permintaan dollar secara alamiah akan terus meningkat. Wacana kenaikan harga BBM pun menjadi momok inflasi hingga akhir tahun 2018.

2. Gubernur BI: Rupiah Rp15.000/USD Jangan Dianggap Kiamat

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan, pelemahan mata uang tak hanya di alami Indonesia. Namun juga dialami seluruh negara di dunia.

Perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS) hingga kenaikan suku bunga acuan Negeri Paman Sam tersebut, membuat Dolar AS perkasa memukul mata uang negara lainnya. Oleh sebab itu, hal ini merupakan fenomena global.

Menurut Perry, hal yang perlu diperkatikan yakni tingkat depresiasi dan volatilitas kurs Rupiah, bukan soal besaran nominalnya. Kata dia, kondisi depresiasi Rupiah lebih rendah ketimbang negara-negara berkembang lainnya.

"Kita harus perhatikan dulu persentase depresiasinya, supaya kita tidak melihat Rp15.000 (per USD) itu seperti sudah kiamat," ujarnya.

3. Rupiah Anjlok Rp15.100/USD, Menko Darmin 'Salahkan' Kuatnya Ekonomi Amerika

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat disebabkan beberapa faktor eksternal. Salah satunya adalah menguatnya perekonomian Amerika Serikat.

Sehingga dana-dana asing yang selama ini hinggap di negara berkembang mulai kembali lagi ke Amerika Serikat. Hal itu pula yang membuat sentimen positif tlnilai tukar Dolar Amerika Serikat terhadap mata uang negara lain termasuk Indonesia. "Ekonomi Amerika entah bagaimana itu, memang bagus. Heran kita. Jadi ekonomi AS memang bagus," ujarnya.

Selain itu menurut Darmin, faktor lainnya adalah karena perang dagang antara negara yang semakin meluas. Kebijakan pembatasan impor dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, membuat negara-negara berkembang termasuk Indonesia terkena imbasnya.

4. Rupiah Tembus Rp15.000/USD, Ini yang Bakal Dilakukan BI

Ekonom Institute Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menyatakan, Bank Indonesia (BI) akan melakukan intervensi untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Intervensi yang dimaksud adalah menggelontorkan cadangan devisa hingga menaikkan suku bunga acuannya lagi. “Selanjutnya langkah BI akan terus intervensi cadangan devisa. Kemungkinan besar bulan Desember BI akan kembali naikan bunga acuan 25 bps lagi,” katanya.

5. Rupiah Anjlok Rp15.100/USD, Kemenkeu: Pendapatan Negara Meningkat

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, pelemahan Rupiah terhadap dolar AS ternyata memiliki dampak positif terhadap keuangan negara. Sebab menurutnya, pendapatan negara akan meningkat setiap kali Rupiah mengalami pelemahan.

"Dampaknya terhadap APBN sering disebutkan oleh Bu Menteri Keuangan (Sri Mulyani Indrawati), yakni setiap Rupiah mengalami pelemahan, pendapatan menjadi meningkat, dan pengeluaran juga meningkat, tapi efek selanjutnya adalah pendapatan meningkat lebih tinggi dari pengeluaran," ujarnya.

Selain itu menurutnya pelemahan dolar juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan ekspor. Menurut Suahasil, berdasarkan teori nilai ekspor akan meningkat jika rupiah mengalami pelemahan.

6. Dolar Tembus Rp15.150/USD, Ini Daftar Sektor Paling Diuntungkan

Ketua Perbanas Kartika Wirjoatmojo memastikan bahwa kondisi melemahnya rupiah tidak akan berpengaruh kepada iklim investasi dalam negeri. Pihaknya mengungkapkan mengatakan persoalan tersebut tidak akan berdampak sistemik terhadap perekonomian nasional.

“Kita melihat di Indonesia sebenarnya ada sisi positif dari penjualan komoditas CPO (Crude Palm Oil), Batubara meningkat harganya.

Sisi yang harus kita mitigasi adalah open position. Nah, kita di Perbanas berusaha untuk menjaga usaha kredit perbankan tidak terpengaruh dengan peningkatan kurs dolar ini, dengan cara kita memastikan nasabah kita yang memiliki kredit dengan valuta asing, harus memiliki nasional head atau internal hedging,” katanya.

Selain itu, Perbanas sendiri selalu meyakinkan kepada nasabah maupun anggotanya yang bergerak di usaha ekspor mempunyai nasional head. “Sehingga pelemahan dari sisi garansi ini tidak mempunyai dampak kepada kredit di perbankan,” ucapnya.

(rhs)

Let's block ads! (Why?)

http://economy.okezone.com/read/2018/10/07/20/1960749/fakta-fakta-rupiah-terlempar-ke-rp15-000-per-usd

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Fakta-Fakta Rupiah Terlempar ke Rp15.000 per USD"

Post a Comment

Powered by Blogger.