Jakarta - Tren kenaikan suku bunga kredit tidak menekan pertumbuhan kredit PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN). Hingga Triwulan III Per bank yang telah berusia 68 tahun tersebut mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 19,28 persen secara tahunan (year on year/ yoy) sebesar Rp 220,07 triliun, naik dari sebelumnya Rp 184,50 triliun.
Direktur Utama BTN, Maryono mengatakan, pertumbuhan didorong kenaikan KPR Subsidi, karena Bank BTN telah resmi mendapat kucuran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Angka pertumbuhan kredit tersebut di atas rata-rata industri perbankan per Agustus lalu yang dicatat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 12,12 persen.
"FLPP memberikan angin segar terhadap laju pertumbuhan kredit bagi Bank BTN lebih tinggi dan untuk mengoptimalkannya sekaligus mendukung target program sejuta rumah yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), kami intensif menggandeng mitra swasta maupun pemerintah daerah agar penyerapan FLPP tepat sasaran," kata Maryono, di Jakarta, Kamis (25/10).
Maryono mengatakan, KPR Subsidi yang memegang porsi 54,35 persen dari total KPR perseroan, memang melaju kencang dibandingkan KPR non Subsidi. Secara keseluruhan KPR hanya tumbuh sebesar 21,81 persen yoy atau sebesar Rp 163,61 triliun. Pencapaian tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 134,31 triliun.
Sementara, KPR Subsidi melejit sebesar 30,11 persen yoy atau menjadi sebesar Rp 88,92 triliun lebih baik dibandingkan triwulan III 2017 yang mencapai Rp 68,34 triliun sedangkan KPR non Subsidi tumbuh sebesar 13,22 persen yoy menjadi Rp 74,69 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp 65,97 triliun.
Sementara, sektor kredit konstruksi perumahan, BTN mencatatkan pertumbuhan kredit konstruksi sebesar 17,41 persen yoy atau sebesar Rp 28,45 triliun lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2017 yang mencapai Rp 24,23 triliun yang mengalir bagi para pengembang perumahan.
Alhasil, seiring dengan laju pertumbuhan KPR, kontribusi Bank BTN dalam menyalurkan kredit kepemilikan rumah maupun kredit konstruksi properti terhadap Program Sejuta Rumah semakin besar yaitu mencapai 574.444 unit rumah, dengan nilai Rp 54,93 triliun per September 2018. Dari pencapaian tersebut sebanyak 408.350 unit rumah dibiayai dengan KPR Subsidi sementara sisanya dengan KPR Non Subsidi.
Sementara untuk kredit non perumahan, Bank BTN mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,50 persen yoy menjadi Rp 19,67 triliun dibandingkan triwulan III tahun lalu yang mencapai Rp 17,33 triliun. Adapun kontribusi terbesar dari segmen kredit non perumahan adalah kredit komersial yang mengalir sebesar Rp 15,05 triliun sedangkan kredit konsumer tercatat mencapai Rp 4,6 triliun.
"Kami terus melakukan inovasi produk untuk meningkatkan akses masyarakat memiliki hunian idaman, diantaranya baru-baru ini kami merilis KPR Gaeesss yang menyasar generasi milenial dan melakukan pilot project KPR Mikro dengan skema ABCG (Academy-Business- Community and Government) bagi MBR untuk mengejar target pertumbuhan kredit di kisaran 19 persen hingga 20 persen tahun ini,” kata Maryono.
Laju pertumbuhan kredit yang kencang juga didukung oleh pengendalian rasio kredit macet yang prima. Non Peforming Loan (NPL) Bank BTN berhasil ditekan menjadi 2,65 persen per September 2018, angka tersebut lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 3,07 persen.
Di sisi laba bersih, perseroan berhasil mencatatkan kenaikan 11,51 persen yoy menjadi sebesar Rp 2,236 triliun lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2 triliun. Pertumbuhan laba BTN disokong pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang tercatat mencapai Rp 7,54 triliun atau naik 15,29 persen dibandingkan triwulan III 2017 yang hanya sebesar Rp 6,54 triliun.
Pendapatan bunga bersih tetap terjaga karena Net Interest Margin (NIM) tetap tumbuh sebesar 4,35 persen. Pertumbuhan laba dan kredit mendongkrak aset Bank BTN menjadi sebesar Rp 272,3 triliun atau tumbuh 17,41 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp 231,93triliun.
Sementara, bank dengan kode emiten BBTN ini meraup Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 195,04 triliun atau naik 16,06 persen yoy. "Pertumbuhan dana simpanan Bank BTN tersebut berada jauh di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan. Data OJK per Agustus 2018 menunjukkan DPK industri perbankan nasional hanya tumbuh sebesar 6,88 persen yoy," sebutnya.
Lebih lanjut, dari sisi kinerja Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN terus memberikan kontribusi yang positif bagi perseroan. UUS BTN telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp20,84 triliun atau naik 25,99 persen yoy. Sementara, DPK UUS mencapai Rp 19,54 triliun atau tumbuh 12,35 persen. Dengan melajunya pembiayaan, UUS yang berdiri sejak tanggal 14 Februari 2004 ini mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar Rp 226,28 miliar atau naik 9,68 persen yoy.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BTN Bukukan Kenaikan Kredit 19,28%"
Post a Comment