Search

BBM Premium Batal Naik, Pertamina Berpotensi Kehilangan Rp24,3 Triliun

loading...

JAKARTA - Kebijakan pemerintah yang membatalkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dinilai tidak akan mengganggu keuangan PT Pertamina. Pasalnya, salah satu alasan pemerintah menaikan harga ini diperkirakan karena krisis keuangan yang sedang dialami perseroan.

Ekonom Universitas Gajah Mada (UGM) Fahmi Radhi menyebutkan, keputusan pemerintah menunda kenaikan BBM subsidi merupakan langkah yang tepat. Sebab, meskipun saat ini harga minyak dunia merangkak naik Pertamina masih mendapat untung walaupun tipis.

"Kalau banyak yang mengatakan Pertamina mau rugi atau bangkrut, saya kira tidak benar. Karena Pertamina memiliki banyak sektor bisnisnya," ujar Fahmi saat Talkshow Polemik Trijaya dengan topik 'BBM dan Situasi Kita' di Jakarta, Sabtu (13/10/2018).

Menurutnya, jika pemrintah tidak menaikkan harga BBM premium maka potensi kehilangan pendapatan (potential loss) Pertamina yakni sebesar Rp24,3 triliun. Ini kemungkinan akan membuat laba Pertamina akan menurun dibandingkan dengan tahun lalu.

"Potential loss itu saya hitung itu sekitar Rp24,3 triliun potential loss. Nah potential loss ini menggerogoti profitnya Pertamina, profitnya itu sekarang lebih kecil dari tahun lalu misalnya. Tapi dia belum rugi atau bangkrut itu enggak. Artinya keuangan Pertamina masih cukup mampu," jelasnya.

Sebaliknya, apabila harga BBM Premium dinaikkan memang akan mengurangi beban Pertamina atau potential loss akan turun. Namun hal ini akan berdampak pada inflasi dan bisa menggerus daya beli masyarakat.

"Barangkali yang pertimbangan Jokowi ada dua hal. Karena daya beli rakyat masih rendah karena pertumbuhan ekonomi kita stagnan atau rendah. Kalau dinaikkan akan semakin terpuruk daya beli tadi," tandasnya.

(akr)

Let's block ads! (Why?)

https://ekbis.sindonews.com/read/1345966/34/bbm-premium-batal-naik-pertamina-berpotensi-kehilangan-rp243-triliun-1539426711

Bagikan Berita Ini

0 Response to "BBM Premium Batal Naik, Pertamina Berpotensi Kehilangan Rp24,3 Triliun"

Post a Comment

Powered by Blogger.