Search

Lada Lampung: Anjal Berbanding Lurus Kemiskinan Harus Diberdayakan Orangtua

Laporan Reporter Tribun Lampung Eka Ahmad Solichin

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Persoalan anak jalanan (anjal) dan pengemis seperti halnya kategori pekerja anak. Di situ ada dua kategori, ada anak jalanan yang memang 24 jam berada di jalanan yang benar-benar hidup di jalan.

Menurut Turaihan Aldi, Direktur Lembaga Advokasi Anak (LAda) Lampung, kategori lainnya, ada anak yang pulang ke rumah dan hanya beberapa jam saja berada di jalanan karena yang disebut anak jalanan yaitu minimal empat jam berada di jalanan.

Baca: Mangkal di Mana SIM Keliling Hari Ini? Cek di Sini

Anjal juga dikategorikan menjadi dua yaitu pertama, anjal yang memang dia bekerja untuk mencukupi kebutuhan rumahnya misal seperti jual koran, nyemir sepatu, asongan.

Baca: BMKG Prakiraan Sebagian Wilayah Lampung Cerah, Waspada Potensi Hujan Lebat di Daerah Ini

"Tapi juga ada anak-anak yang dieksploitasi oleh orang dewasa misal mengemis atau mengamen di jalan. Namun, anak-anak tersebut menyetor kepada orang dewasa tersebut," paparnya, Selasa, 18 September 2018.

Untuk penanganannya karena anak-anak jalanan maka berbanding lurus dengan kemiskinan maka yang harus diberdayakan adalah orangtuanya.

Program dari dinas sosial (dinsos) atau lainnya memberikan misalnya bantuan modal usaha tapi yang paling penting mental orangtua dalam mengelola usaha itu tidak dilatih terlebih dahulu.

"Dengan modal yang biasanya kecil paling maksimal Rp 5 juta, maka harus bersaing dengan warung-warung yang lain misal dalam usaha, sedangkan yang tidak dilatih oleh instansi itu selama ini adalah skil orangtua anjal memanage usaha yang menjadi program dinas untuk menuntaskan anjal," paparnya.

Sebab problemnya memang di keluarga. Selain itu juga adalah persoalan lingkungan. Kalau lingkungan sosial juga seperti itu tidak mendukung untuk pengentasan anjal ini juga dapat berpengaruh.

Misal di suatu komunitas, orangtua tahu anak-anak mereka sebetulnya mengemis di jalan namun karena ada hasil dari apa yang dilakukan anak mereka sehingga dilakukan pembiaran.

"Walaupun beberapa kali program diturunkan namun ketika pemahaman dan skil orangtua tidak mendukung program tersebut maka sia-sia sehingga akan kembali lagi anjal ke jalan," paparnya.

Karena ini butuh waktu untuk didampingi dulu misal satu komunitas selama satu tahun lamanya baru bisa diturunkan bantuan. Ketika pemahaman tidak ada pendampingan terhadap anjal ini maka akan kembali lagi ke jalan.

"Walaupun ada peraturan daerah (perda) yang mengatur soal dilarang memberi uang terhadap anak-anak meminta di lampu merah, akan tetapi perda tersebut menjadi tumpul karena problem mendasarnya di keluarga," tandasnya. (eka)

Let's block ads! (Why?)

http://lampung.tribunnews.com/2018/09/19/lada-lampung-anjal-berbanding-lurus-kemiskinan-harus-diberdayakan-orangtua

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Lada Lampung: Anjal Berbanding Lurus Kemiskinan Harus Diberdayakan Orangtua"

Post a Comment

Powered by Blogger.