Search

5 Cara Perkuat Brand agar Penjualan Properti Laku Keras di Era Milenial

JAKARTA - Kebutuhan papan alias tempat tinggal saat ini menjadi suatu keniscayaan. Bicara tempat tinggal, pilihan saat ini terbagi menjadi dua yaitu vertikal (apartemen) dan horizontal (rumah tapak).

Problematika tentang makin terbatasnya lahan hunian untuk tempat tinggal di wilayah perkotaan, maka hunian vertikal dianggap sebagai solusi paling make sense.

BERITA TERKAIT +

Tak pelak, dari developer besar hingga pemula sekalipun, berlomba menyuguhkan apartemen berkualitas lengkap dengan berbagai fasilitasnya.

Meski begitu, tak semua sukses dalam memasarkan produknya ke khalayak. Ujung-ujungnya, proses pembangunan terpaksa berhenti di tengah jalan sampai akhirnya gagal diserah terimakan kepada konsumen.

 

Jika sampai terjadi seperti ini, tentu nama baik jadi taruhan dan akhirnya tidak lagi mendapat kepercayaan dari konsumen.

Kepada Rumah.com, praktisi branding properti, Widodo, menuturkan penyebab ketidakberhasilan ini bukan karena masalah turunnya minat masyarakat untuk membeli hunian. Tetapi hanya masalah strategi pemasaran yang masih kurang tepat.

1. Awareness

Pengenalan produk properti khususnya apartemen sudah seharusnya dapat dilakukan dengan tepat sesuai dengan target pasar yang dituju. Mau beli apartemen? Untuk kenyamanan dan keamanan gunakan jasa agen properti dengan spesialisasi apartemen di Rumah.com.

“Contoh dari sisi harga. Jika harga apartemen kurang dari Rp1 miliar, sudah tentu cara memasarkan dan mempromosikannya akan berbeda dengan harga apartemen di atas Rp1 Miliar. Developer harus bisa memahami karakteristik calon konsumen, termasuk demografinya sampai pada kehidupan sehari-harinya,” ujarnya.

Jika dalam hal ini pengembang punya data, lanjut Widodo, tentu akan mempermudah proses pengenalan proyek tersebut.

“Sehingga saat dipasarkan, walaupun apartemen itu bisa dibeli orang dari wilayah mana saja, perlu diingat bahwa persentase terbesar datang dari pembeli yang jaraknya berada dalam radius 5 km dari lokasi proyek,” ia menambahkan.

 

Selain itu, pengembang juga harus paham betul bentuk konten yang akan dikomunikasikan. Misalnya, penyesuaian masalah warna ataupun bentuk desain dari marketing tools dengan harga apartemen yang dijual.

2. Activation

Activation dalam hal ini adalah kegiatan pemasaran yang mengutamakan penjualan langsung. Ini sangat erat kaitanya dengan aktivitas marketing. Contoh, pameran di pusat perbelanjaan ternama yang memiliki tingkat pengujung sesuai target yang diinginkan.

“Atau kegiatan special event di kantor pemasaran, pemasangan spanduk, billboard, iklan di radio, TV, media cetak, media online, hingga media sosial. Untuk kegiatan special event harus punya konsep menarik termasuk tema berbeda tiap bulannya, agar menarik minat konsumen berkunjung,” katanya.

Widodo menjelaskan, agar special event semakin menarik maka suasana ruang kantor pemasaran juga harus didekorasi sesuai tema. Keuntungan lain, agar calon konsumen bisa merasakan experience sehingga lebih mudah untuk diyakinkan terkait produk yang ditawarkan.

“Jangan lupa, setelah semua aktivasi dilaksanakan, tim pengembang harus mempunyai evaluasi agar bisa mengukur seberapa besar kegiatan tersebut berdampak pada result-nya,” terangnya.

Sebelumnya

1 / 2

Let's block ads! (Why?)

http://economy.okezone.com/read/2018/08/18/470/1938224/5-cara-perkuat-brand-agar-penjualan-properti-laku-keras-di-era-milenial

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "5 Cara Perkuat Brand agar Penjualan Properti Laku Keras di Era Milenial"

Post a Comment

Powered by Blogger.