Search

Mendag Ungkap Kenaikan Harga Telur karena Produktivitas Ayam Petelur Turun

JAKARTA - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita telah melakukan pertemuan dengan Kementerian Pertanian, Satuan Tugas (Satgas) Pangan, Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU), hingga asosiasi peternak ayam untuk membahas kenaikan harga telur ayam.

Seperti diketahui harga telur terus merangkak naik pasca Lebaran, berdasarkan Info Pangan Jakarta, harga telur tertinggi Rp31.000 per kilogram yang berada di Pasar Pulo Gadung, kemudian harga terendah Rp23.000 per kg di Pasar Cempaka Putih. Sehingga harga rata-rata telur di Jakarta Rp28.395 per kg.

BERITA TERKAIT +

Adapun, harga telur ayam tertinggi terjadi di wilayah timur Indonesia, seperti di Maluku Utara yang mencapai Rp37.850 per kg dan Papua yang sebesar Rp35.500 per kg.

Intip Pekerja Sortir Telur di Gudang Bahan Pokok Pasar Induk Tau Banten 

Enggar menyatakan, dalam pertemuan tersebut diketahui beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga. Di antaranya produktivitas ayam terhadap telur yang terus berkurang, hal ini dipicu pasokan ayam petelur yang juga kian berkurang.

Hal ini menyusul, kebijakan pemerintah untuk mengurangi obat-obatan pada ayam untuk meningkatkan kualitas ternak. Namun, hal ini berisiko terhadap daya tahan ayam untuk bertahan hidup sehingga jumlah ayam petelor sendiri mengalami pengurangan.

"Kementerian kita sepakat kurangi kadar obat-obatan agar ayam lebih sehat, terutama antibiotik tapi cukup berisiko. Risikonya tingkat produktifiktas ayam, daya tahannya hingga kematian," jelasnya dalam konferensi pers di Kemendag, Jakarta, Senin (16/7/2018).

Baca Juga: Harga Telur Meroket Gara-Gara Banyak Hajatan dan Libur Panjang

Di sisi lain terdapat beberapa daerah di Indonesia yang memiliki cuaca ekstrem dingin seperti di Dieng, Jawa Tengah. Hal ini membuat stok ayam petelor semakin berkurang, sebab butuh suhu yang tepat untuk telur dapat menetas.

Tak hanya itu, libur Lebaran yang lebih panjang di tahun ini juga memicu ketersediaan ayam petelur. Pasalnya, pekerja yang libur membuat kegiatan memproduksi ayam petelur tak dapat dilakukan, maka pasca libur peternak hanya mengandalkan stok ayam petelur lama.

Sementara itu, tingkat permintaan ayam dan telur selama bulan Ramadan bahkan pasca Lebaran terus meningkat. Hal ini tak membuat kebutuhan masyarakat tak seimbang dengan ketersediaan komoditas tersebut.

Intip Pekerja Sortir Telur di Gudang Bahan Pokok Pasar Induk Tau Banten 

"Dari sisi sulpai ke pasar sampai langsung ke konsumen terjadi pengurangan telur diakibatkan masa libur yang panjang. Ini ternyata para pekerja di peternakan juga mau cuti. Faktor-faktor ini yang terakumulasi sehingga pasokan pendistribusian ini relatif terganggu," jelasnya.

Tak sejalannya permintaan dan penawaran ini pun membuat adanya potensi pelaku dalam rantai perdagangan telur ayam menaikkan margin keuntungan.

"Dari potensi ini adanya dugaan menikmati margin keuntungan itu dalam mata rantai perdagangan. Langkah ke depan yang kita minta dan dapat respons positif dari para pelaku yaitu jangan mengambil tambahan keuntungan," jelasnya.

(kmj)

Let's block ads! (Why?)

https://economy.okezone.com/read/2018/07/16/320/1923107/mendag-ungkap-kenaikan-harga-telur-karena-produktivitas-ayam-petelur-turun

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Mendag Ungkap Kenaikan Harga Telur karena Produktivitas Ayam Petelur Turun"

Post a Comment

Powered by Blogger.