Search

IHSG masih berpotensi bergerak menguat pada pekan depan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat (20/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar 12,99 poin atau turun 0,21% ke level 6.231,47. Sektor industri dasar, perdagangan, dan barang konsumsi yang bergerak negatif menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG. Sementara, investor asing melakukan penjualan bersih sebesar Rp 2,8 triliun.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG di pekan lalu adalah kekhawatiran pasar saham dunia pasca serangan pesawat tanpa awak atau drone terhadap dua kilang minyak Saudi Aramco di Abqai dan Khurais. Serangan tersebut membuat harga minyak dunia naik lebih dari 10% dalam satu hari. Hal itu menjadi negatif bagi Indonesia karena Indonesia merupakan negara pengimpor minyak.

Hans juga menyatakan keputusan The Federal Reserve Amerika Serikat (AS) memangkas suku bunga 25 bsp belum memuaskan pasar.

Baca Juga: Analis memproyeksikan IHSG masih berpotensi menguat di pekan depan

"Pasar saham dunia kecewa karena tidak ada indikasi penurunan lebih lanjut pada suku bunga. Pelaku pasar khawatir penurunan ini jadi yang terakhir," ujar Hans kepada Kontan.co.id, Sabtu (21/9).

Menurutnya, pasar punya harapan agar The Fed dapat kembali melakukan penurunan suku bunga pada 11 Desember mendatang. Kekecewaan itu yang menjadi salah satu sentimen membuat pasar saham Indonesia terkoreksi setelah penurunan bunga The Fed.

Sementara dari domestik, Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,25%.

"Kebijakan tersebut konsisten dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah, imbal hasil yang tetap menarik, serta sebagai langkah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Hans.

Baca Juga: Harga minyak berpeluang naik seiring berlanjutnya konflik Timur Tengah

BI juga menyempurnakan pengaturan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM)/RIM Syariah, melakukan pelonggaran rasio loan to value/financing to value (LTV/FTV) untuk kredit atau pembiayaan properti sebesar 5%, uang muka untuk kendaraan bermotor pada kisaran 5%-10%, serta tambahan keringanan uang muka untuk kredit dan pembiayaan kendaraan bermotor berwawasan lingkungan masing-masing 5%. Ketentuan tersebut berlaku efektif sejak 2 Desember 2019.

Walaupun kebijakan pelongaran likuditas akan berpengaruh baik untuk perekonomian Indonesia, terutama pada sektor perbankan, properti, transportasi, dan perusahaan pembiayaan (multifinance), namun Hans menilai di jangka pendek masih agak sulit mendorong ekspansi kredit akibat masih tingginya raiso LDR perbankan.

Hans Kwee memperkirakan IHSG akan bergerak cukup mix berpotensi positif pada Senin (23/9). Ia menilai IHSG akan berada di level support 6.193 - 6.022, sedangkan resistance di level 6.282 - 6.318.

Sentimen yang akan menjadi fokus pelaku pasar adalah perkembangan negosiasi perang dagang antara AS dan China. Selain itu, data ekonomi dari beberapa negara yang keluar minggu lalu menunjukkan data yang bercampur dan sebagian menunjukkan indikasi perlambatan ekonomi.

Baca Juga: IHSG melemah pekan ini, simak sentimen-sentimennya

"Jadi, pelaku pasar dan investor akan mulai mempertimbangkan akselerasi ekonomi dunia. Hal itu juga yang mendorong banyaknya pelonggaran kebijakan moneter oleh beberapa bank Sentral," kata Hans.


Reporter: Yasmine Maghfira
Editor: Komarul Hidayat
Video Pilihan

Reporter: Yasmine Maghfira
Editor: Komarul Hidayat

Let's block ads! (Why?)

http://investasi.kontan.co.id/news/ihsg-masih-berpotensi-bergerak-menguat-pada-pekan-depan

Bagikan Berita Ini

0 Response to "IHSG masih berpotensi bergerak menguat pada pekan depan"

Post a Comment

Powered by Blogger.