Search

Saham gocap masih jadi buruan di pasar negosiasi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk membatalkan rencana penghapusan harga saham batas bawah yang saat ini ada di Rp 50 per saham. Beberapa pertimbangan dijadikan acuan oleh BEI seperti belum siapnya aturan auto rejection yang harus disesuaikan apabila penghapusan batas bawah dilakukan.

Di sisi lain, adanya harga saham batas bawah membuat valuasi harga saham-saham yang ada di level batas bawah atau saham gocap menjadi tidak optimal. Pasalnya saham yang terlihat tidur di pasar reguler ini nyatanya banyak diperdagangkan di pasar negosiasi dengan harga yang berada jauh di bawah batas bawah.

Jika melihat data, beberapa saham yang cukup ramai diperdagangkan di pasar negosiasi sejak BEI memutuskan untuk menunda aturan tersebut pada tanggal 20 Maret 2019 adalah ARTI dan BIPI. 

Untuk ARTI nilai saham yang didagangkan di pasar negosiasi mencapai Rp 299,9 miliar. Sedangkan BIPI Rp 124,3 miliar.

Harga terendah untuk saham ARTI yang diperdagangkan mencapai Rp 30 per saham sedangkan ARTI Rp 20 per saham. Hal tersebut menandakan bahwa secara valuasi harga saham masih banyak permintaan untuk harga saham di bawah batas bawah tersebut. Sebelumnya BEI mengatakan hampir 60% saham di pasar negosiasi didagangkan untuk saham gocapan.

Menanggapi aksi tersebut, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, Memang secara kajian dan secara umum batas bawah harga Rp 50 per saham seharusnya belum saatnya dibuka, karena akan berbenturan pada batas auto rejection bawah yang telah di tetapkan oleh BEI sendiri nantinya.

“Dan sebenarnya memang pada pasar negosiasi harga di bawah Rp 50 memang mempunyai ketertarikan bagi beberapa investor yang senang berspekulasi pada harga-harga yang murah,” ujar Chris kepada Kontan.co.id, Minggu (28/4).

Menurutnya, jika aturan batas bawah dibuka, tentunya transaksi di pasar negosiasi akan menjadi berkurang, karena alih-alih melakukan transaksi di pasar negosiasi, investor akan lebih mudah melakukan transaksi di pasar reguler sehingga tentu akan mengurangi minat harga di pasar negosiasi.

Selain itu, saat ini transaksi di pasar negosiasi banyak digunakan sebagai wadah untuk mengambil cuan berkali lipat dengan membeli di pasar negosiasi dan menjualnya di pasar reguler dengan harga saham minimal Rp 50 per saham. Walaupun memiliki risiko likuiditas yang lebih tinggi.

Jika melihat statistik bulanan yang di rilis BEI, transaksi saham di pasar negosiasi per Maret mencapai Rp 44,81 triliun, naik dari bulan Februari sebesar Rp 39,86 triliun.

Nafan Aji, Analis Binaartha Sekuritas mengatakan, ini menunjukkan bahwa permintaan dari saham tersebut masih ada, kendati harganya di bawah harga yang ditetapkan pasar reguler. Menurutnya, jika ada permintaan seharusnya harga saham akan lebih terbentuk.

“Jika aturan diberlakukan seharusnya transaksi saham murah di pasar negosiasi akan berkurang,” ujar Nafan.

Asal tahu saja saat ini saham-saham yang ada di level gocap sudah bertambah jumlahnya menjadi 37 saham, naik dari periode 1 April 2019 yang hanya ada 34 saham gocap.


Reporter: Yoliawan H
Editor: Herlina Kartika
Reporter: Yoliawan H
Editor: Herlina Kartika
Video Pilihan

Let's block ads! (Why?)

http://investasi.kontan.co.id/news/saham-gocap-masih-jadi-buruan-di-pasar-negosiasi

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Saham gocap masih jadi buruan di pasar negosiasi"

Post a Comment

Powered by Blogger.