Search

Riset Industri Perkebunan Harus Digalakkan Kembali

Adapun, pada tahun 2018, kinerja komoditas kopi nasional dari sisi luas areal perkebunan mencapai 1.241.514 hektare dan total produksi 722.461 ton. Potensi ini menjadi sebuah harapan besar mengingat saat ini kualitas kopi Indonesia dikategorikan sebagai kopi speciality, yakni kopi berkualitas yang telah melewati proses sesuai standar mulai dari hulu ke hilir.

"Oleh karena itu, penguatan sisi hulu dan hilir perkebunan kopi menjadi salah satu hal yang terus dioptimalkan oleh pemerintah bersama pihak swasta," kata Darmin.

Untuk komoditas lainnya, misalnya teh, produksi komoditas ini dapat mencapai 141.342 ton yang didapat dari luas areal sebesar 113.215 hektare sepanjang tahun 2018. Potensi pengembangan teh sendiri sangat luas, tidak hanya untuk kesehatan tetapi juga sering digunakan untuk kosmetik.

Adapun untuk komoditas terakhir yakni coklat, Indonesia dapat menghasilkan jumlah produksi biji kakao pada tahun 2018 mencapai 593.832 ton dari luas areal perkebunan 1.678.269 hektare. Potensi ini sangat besar mengingat kualitas kakao nasional sendiri dikenal dengan cita rasa yang tinggi yang yang berbasis geografis.

Di hadapan para undangan yang didominasi oleh pelaku usaha dan pihak swasta, Darmin menegaskan komoditas perkebunan perlu mendapatkan perhatian tersendiri, khususnya pada bagian processing. “Kita tahu bahwa Indonesia memiliki speciality coffee misalnya, yang sangat bervariasi. Jika komoditas ini diproses dengan baik maka kopi nasional kita akan memiliki ciri khas tersendiri," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3934092/riset-industri-perkebunan-harus-digalakkan-kembali

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Riset Industri Perkebunan Harus Digalakkan Kembali"

Post a Comment

Powered by Blogger.