KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali menghapus tarif pungutan ekspor kelapa sawit, CPO, dan produk turunannya sejak Maret hingga Mei 2019 nanti. Tarif nol berlaku baik untuk harga produk di bawah US$ 570 per ton, harga US$ 570 sampai US$ 619 per ton, maupun harga di atas US$ 619 per ton.
Analis Panin Sekuritas Wiliam Hartanto menyatakan bahwa kalau emiten-emiten CPO menjual di bawah batas dari aturan itu, tentu saja revenue akan meningkat atau akan membuat kinerja jadi positif.
"Apalagi harga CPO mulai rebound, jadi ada dua alternatif untuk mengikuti kenaikan harga CPO dan menjual dengan harga lebih tinggi, atau menjual murah sesuai aturan dan bebas tarif, namun peluang terserap lebih banyak," ujarnya pada hari ini(20/3).
Dari sisi saham William merekomendasikan untuk beli saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP), PT Mahkota Gorup Tbk (MGRO).
"Beberapa support ini bisa diperhatikan untuk entry level AALI dengan target harga Rp 12.000 per saham, LSIP dengan target harga Rp 1.100 per saham dan MGRO dengan target harga Rp 850 per saham," pungkasnya.
Adapun pada penutupan pasar hari ini, harga saham AALI turun 0,82% ke level Rp 12.100 per saham. Saham MGRO juga turun 0,54% ke level Rp 920 per saham. Sedangkan saham LSIP naik 0,43% ke level Rp 1.160 per saham.
Editor: Tendi
Editor: Tendi
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Simak rekomendasi analis bagi emiten CPO atas kebijakan tarif ekspor CPO"
Post a Comment