Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak merosot kurang lebih 7 persen pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong penurunana harga minyak ini karena kekahwatiran akan pasokan yang terus bertambah dan penurunan permintaan karena perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia.
Mengutip Reuters, Rabu (21/11/2018), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 3,90 atau 6,8 persen ke level USD 53,30 per barel pada pukul 2.01 siang waktu New York.
Kontrak minyak AS ini sempat jatuh 7,7 persen pada awal sesi menjadi USD 52,77 per barel dan merupakan level terendah sejak Oktober 2017.
Sedangkan untuk harga minyak mentah Brent berjangka turun USD 4,50, atau 6,7 persen menjadi USD 62,29 per barel.
Patokan harga minyak internasional ini sempat jatuh sebanyak 7,6 persen menjadi USD 61,71 per barel yang merupakan level terendah sejak Desember 2017.
Penurunan harga minyak pada perdagangan hari selasa ini memperpanjang penurunan yang terjadi ssejak awal Oktober. Harga WTI telah jatuh lebih dari 30 persen dari angka puncak pada awal Oktober, terbebani oleh lonjakan pasokan dan aksi jual aset berisiko di seluruh dunia.
Harga minyak Brent telah kehilangan sekitar 28 persen untuk periode yang sama.
"Penurunan harga minyak kali ini lebih karena risiko,” kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates.
"Ketika pasar saham turun 8 atau 9 persen itu cenderung menyulap citra ekonomi global yang lemah dan memenuhi harapan akan permintaan minyak yang lebih lemah dari perkiraan." tambah dia.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3696739/harga-minyak-anjlok-7-persenBagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Minyak Anjlok 7 Persen"
Post a Comment