Sebelum permintaan turunkan harga dilempar, Trump juga sempat meminta OPEC untuk menggenjot produksi minyak. Sementara, keputusan OPEC lebih ke arah tahan produksi atau menambah tapi dibatasi.
Di pertemuan Sabtu lalu terungkap bahwa OPEC dan sekutunya hanya memompa dan menambah produksi minyak 500 ribu barel per hari, jauh di bawah target mereka. Salah satu kendala mereka tak bisa penuhi target adalah karena jebloknya pasokan minyak dari Iran, yang sedang kena sanksi oleh Amerika Serikat.
Ini diungkap oleh beberapa delegasi pada Sabtu (22/9/2018) sebagaimana ditulis oleh Bloomberg, sebelum produsen-produsen energi itu mengadakan pembicaraan di Aljazair.
OPEC yang sedang ditekan untuk meningkatkan pasokan, menjadi semakin kalut saat Presiden AS Donald Trump juga memaksa untuk menurunkan harga minyak.
Pada hari Jumat, sumber yang akrab dengan diskusi itu mengatakan kepada Reuters, OPEC dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia sedang mempertimbangkan kemungkinan meningkatkan pasokan minyak mentah dengan lebih 500.000 barel per hari (bpd) karena sanksi AS terhadap produsen terbesar ketiga OPEC, Iran, telah menekan Ekspor Teheran.
"Jika peningkatan produksi diusulkan, maka akan ada banyak argumen kontra pasar sehingga mengurangi kapasitas cadangan yang tersedia," kata Olivier Jakob dari konsultan Petromatrix.
"Arab Saudi telah membuat kesalahan dengan mencoba mengkompensasikan hilangnya pasokan Iran dengan penggantian tepat waktu; tetapi pasar minyak membutuhkan kepastian akan adanya pasokan yang lebih besar dari itu. Akibatnya, kekuatan harga minyak sekarang ini menjadikan pertumbuhan permintaan minyak berisiko," tambahnya.
Menteri perminyakan Oman Mohammed bin Hamad Al-Rumhy mengatakan kepada wartawan pada hari Sabtu bahwa OPEC dan produsen non-OPEC telah melakukan pemotongan produksi yang lebih tinggi dari target yang dijanjikan, yang sebesar 600.000 bpd pada bulan Agustus, di mana pengurangannnya adalah sekitar 2,4 juta bpd.
MELAMPAUI TARGET
OPEC, Rusia dan sekutu lainnya pada akhir 2016 memutuskan untuk mengurangi pasokan sekitar 1,8 juta barel per hari demi menghentikan penurunan harga minyak, yang mulai terjadi sejak 2014.
Namun, pada bulan Juni tahun ini, setelah berbulan-bulan memotong pasokan lebih banyak dari yang telah diminta dalam perjanjiannya, dan juga akibat terhentinya produksi dari beberapa negara termasuk Venezuela, kelompok itu setuju untuk meningkatkan produksi dengan kembali ke tingkat kepatuhan 100%.
Produsen OPEC sangat setuju bahwa harga minyak di atas US$80 per barel akan terlalu tinggi. Namun ada OPEC dan sekutu-sekutunya belum tahu bagaimana cara yang tepat untuk menahan harga minyak rendah apalagi setelah sanksi Iran diberlakukan pada bulan November. (gus)
https://www.cnbcindonesia.com/market/20180923150601-17-34364/trump-protes-sudikah-opec-turunkan-harga-minyakBagikan Berita Ini
0 Response to "Trump Protes, Sudikah OPEC Turunkan Harga Minyak?"
Post a Comment