Search

Pembelian Solar Mulai Dibatasi, Pengusaha Truk 'Gigit Jari'

SOLO - Imbas pembatasan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diberlakukan mulai dirasakan kalangan pengusaha truk.

Pasalnya, selain belakangan ini banyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengalami kekosongan stok BBM jenis Solar, kalaupun ada SPBU menjual Solar, para pengusaha truk ini mengaku jatah pembelian Solar untuk satu armada dibatasi. Mereka hanya diperbolehkan membeli Solar tidak boleh melebihi 20 liter perharinya.

BERITA TERKAIT +

Kondisi itu diakui salah satu pengusaha truk, Sriyono, warga Cangkol, Mojolaban, Sukoharjo jelas tidak menguntungkan untuk usahannya.

Malah sebaliknya, Sriyono mengaku sudah satu bulan ini sejak pembatasan itu diterapkan, dirinya sudah mengalami kerugian hingga 40%.

"Saya punya truk 28 unit. Saat kondisi normal belum ada pembatasan, untuk satu truck beroperasi mengambil material di lereng Gunung Merapi, saya bisa membeli solar 60 liter untuk pulang pergi. Tapi sekarang, sudah cari solar di SPBU sulit karena banyak yang kosong, kalau dapet saya hanya diperbolehkan membeli solar 20 liter. Tidak boleh lebih," papar Sriyono pada Okezone, Rabu (5/9/2018).

 

Jelas kondisi itu merugikan usahannya. Pasalnya, banyak dari truck miliknya yang tidak bisa kembali ke rumah karena kehabisan Solar di Merapi. Untuk mengantisipasinya, dirinya selalu membawa jerigen untuk membeli Solar di SPBU.

"Itupun tidak mudah. Kalau kita kenal baik dengan petugas SPBU, pasti diizinkan membeli Solar menggunakan jerigen. Tapi kalau tidak diijinkan, ya sudah. Untungnya selalu diperbolehkan,"paparnya.

Sriyono yang juga Kepala Desa Cangkol Mojolaban Sukoharjo ini pun mengatakan, tak hanya pihaknya saja yang kesulitan munculnya pembatasan pembelian Solar di SPBU.

 

Warganya yang menggantungkan hidup dari pertanian ini pun sudah mulai menjerit karena pembatasan pembelian Solar ini.

Apalagi, mulai per 1 Oktober 2018 nanti, Dam Colo yang terletak di daerah Nguter, Sukoharjo ini akan ditutup. Bila Dam Colo yang selama ini jadi tempat petani mendapatkan air resmi di tutup, jelas sebagai penggantinya, para petani menggunakan disel untuk menyedot air dari sumur.

"Ini kan sekarang (padi) umurnya baru 40 hari. Dan untuk panen masih membutuhkan waktu sekitar 50 hari. Apalagi Dam Colo per 1 oktober nanti tutup, jelas membutuhkan solar untuk memompa air. Sekarang saja meski Dan Colo masih dibuka, untuk mengairi sawah, membutuhkan solar itu 7 liter untuk satu patok. Tapi kalau Dan Colo ditutup, jelas membutuhkan solar lebih dari 10 liter," terangnya.

Jelas untuk mendapatkan solar lebih dari 10 liter tidak mungkin. Karena, sejak 1 Minggu ini, para petani dilarang membeli Solar lebih dari 10 liter. Sebagai alternatif, para petani disarankan menggunakan gas.

"Nanti gas langka lagi. Untuk rumah tangga saja kesulitan cari Gas, apalagi ditambah untuk pertanian. Kondisi ini sudah saya sampaikan pada petugas PPLnya. Tapi sampai sekarang tidak ada perubahan,"terangnya.

Sebelumnya

1 / 2

Let's block ads! (Why?)

http://economy.okezone.com/read/2018/09/05/320/1946475/pembelian-solar-mulai-dibatasi-pengusaha-truk-gigit-jari

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pembelian Solar Mulai Dibatasi, Pengusaha Truk 'Gigit Jari'"

Post a Comment

Powered by Blogger.