Search

Media Sosial Bisa Jadi Sentimen Negatif Rupiah, Kok Bisa?

JAKARTA - Nilai tukar Rupiah yang bergerak fluktuatif beberapa waktu terakhir mengundang banyak perdebatan di masyarakat, terlebih di dunia maya. Hal ini pun dinilai memberikan sentimen negatif bagi kurs Rupiah.

Untuk diketahui, Rupiah terus tertekan penguatan dolar AS, yang bahkan sempat mendekati level Rp15.000 per USD. Dalam dua hari terakhir, Rupiah mengalami perbaikan ke level Rp14.800 per USD.

BERITA TERKAIT +

Melansir Bloomberg Dollar Index, Jumat 7 September 2018, pukul 16.55 WIB, Rupiah pada perdagangan spot exchange menguat ke level Rp14.820 per USD.

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Melemah Jadi Rp14.940 per Dolar AS 

"Ada komentar soal Rupiah di sosial media, ini bikin ribut, bikin sentimen-sentimen jadi negatif," ujar Ekonom Indef Bhima Yudhistira di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (8/9/2018).

Menurutnya, saat ini tak perlu lagi mempolitisasi nilai tukar Rupiah, terlebih dengan mengaitkan pada masa krisis 1998. Hal yang terpenting adalah mencari solusi konkret untuk penguatan Rupiah.

"Kalau oposisi terus mengibasi bara api ini, apa enak jika andaikata pihak oposisi menang 2019 itu akan menderita Rupiah di level Rp15.000 apa berkuasanya nyaman? Dari sisi oposisi juga harus menawarkan hal-hal yang sifatnya konstruktif," katanya.

Dia pun menyatakan, hanya Bank Indonesia (BI) saja yang berkompeten menjadi juru bicara terkait pelemahan Rupiah. Hal ini untuk menghindari polemik di masyarakat semakin meluas.

rupiah

"Dari sisi pemerintah juga, yang lebih banyak bicara (harusnya) BI, tidak perlu semua pejabat ikut-ikutan juga," katanya

Bhima menegaskan untuk pihak-pihak yang tidak terlalu memahami ekonomi tak perlu berkomentar dengan disusupi kepentingan politik. Lagi-lagi hal ini hanya berpengaruh pada perdebatan di media sosial yang menjadi sentimen negatif.

Menurutnya, kondisi saat ini meski mengalami pelemahan Rupiah hampir menyentuh Rp15.000 per USD, tapi harga bahan pokok tidak terkena dampak. Meskipun, diakui ke depannya secara perlahan akan mengalami kenaikan.

"Harga-harga kebutuhan pokok sebenarnya masih relatif lebih stabil, ini sebenarnya belum dirasakan sekarang, ada transmisinya. Tapi perdebatan di sosmed mengakibatkan ekspektasi investor, pengusaha itu jadi destruktif. Itu penghianatan terhadap ekonomi yang harus dihindari," pungkasnya.

(kmj)

Let's block ads! (Why?)

http://economy.okezone.com/read/2018/09/08/278/1947903/media-sosial-bisa-jadi-sentimen-negatif-rupiah-kok-bisa

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Media Sosial Bisa Jadi Sentimen Negatif Rupiah, Kok Bisa?"

Post a Comment

Powered by Blogger.