Search

Harga dan Ukuran Tempe Tetap, Untung Perajin Turun

Jakarta - Perajin masih mempertahankan harga jual tempe. Meski, harga bahan bakunya yakni kedelai mengalami kenaikan.

Sarmadi, perajin tempe di Kampung Tempe, Kelurahan Sunter Jaya, Jakarta Utara mengatakan masih menjual tempe dengan harga Rp 5.000 per potong dengan ukuran panjang sekitar 30 cm dengan tebal 10 cm. Keputusan itu ia ambil supaya tidak ditinggalkan pelanggan.

"Kalau ayam suruh naikkan mau. Kalau harga tempe nggak bisa," kata dia kepada detikFinance di Kampung Tempe Jakarta, Minggu (9/9/2018).


Risikonya, kata dia, keuntungan dari penjualan tempe ini berkurang. Dia menerangkan, produksi tempe di tempatnya menerapkan sistem perorangan. Artinya, meski dalam satu tempat berproduksi tapi setiap orang punya masing-masing kedelai yang diolah jadi tempe. Ada yang memiliki kedelai 30 kg, 50 kg, dan lebih banyak lagi.

Sarmadi menuturkan, biasanya dengan memiliki 50 kg kedelai dan diolah menjadi tempe maka keuntungan yang diperoleh sekitar Rp 300 ribu. Dengan kondisi bahan baku yang naik karena dolar seperti saat ini , keuntungan dari penjualan turun menjadi Rp 200 ribu.

"Kalau habisnya 50 kg kan dihitung, tadinya Rp 300 ribu ya kurang, ya gitu Rp 300 ribu jualannya nggak naik, cuma Rp 200 ribu," ujarnya.


Perajin tempe lain, Hadi mengatakan, untuk biaya produksi kedelai tiap kwintalnya sekitar Rp 1,5 juta. Uang itu digunakan untuk membeli kedelai dengan harga Rp 770 ribu per kwintal, plastik kemasan, ragi, kayu, dan lain-lain.

Dari 1 kwintal itu, penjualan tempe biasanya mencapai Rp 2 juta. Jika dikurangi ongkos produksi, maka keuntungan dari penjualan tempe sekitar Rp 500 ribu.

"Penjualan ada Rp 2 juta, berarti keuntungan Rp 500 ribu," tutupnya. (dna/dna)

Let's block ads! (Why?)

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4204513/harga-dan-ukuran-tempe-tetap-untung-perajin-turun

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Harga dan Ukuran Tempe Tetap, Untung Perajin Turun"

Post a Comment

Powered by Blogger.