Search

Fakta-Fakta Data Beras yang Tak Jelas, Nomor 4 'Mengerikan'

JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menyinggung Badan Pusat Statistik (BPS) yang kini tak memiliki data stok beras. Data terakhir yakni yang dirilis pada 2015. Data ketersediaan beras tersebut dibutuhkan untuk bisa menjadi acuan dalam pengambilan keputusan.

Berikut ini fakta-fakta mengenai data beras yang tak jelas, yang dirangkum Okezone Finance:

BERITA TERKAIT +

1. Menko Darmin Pertanyakan Data Beras Hanya Sampai 2015

Data stok beras yang terakhir dirilis pada 2015 oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Hal tersebut pun disindir oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution.

"Saya lihat data statistik, ada cabai, bawang itu datanya terakhir 2017, lihat lagi ada jagung, singkong, juga beras ternyata datanya terakhir 2015. Jadi kelihatannya BPS tidak melanjutkan publikasi data pangan dan bahan makanan setelah 2015," ujar Darmin.

 

2. Menko Darmin Minta BPS Bisa Siapkan Data Harga Beras Sesuai Jenis

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meminta untuk Badan Pusat Statistik (BPS) bisa menyediakan data mengenai harga beras berdasarkan jenisnya. Terbagi pada harga beras medium dan premium.

Darmin menjelaskan, saat ini survei yang dilakukan BPS di 80 kota Indonesia pada merek beras saja, bukan jenisnya. Hal ini memang memudahkan untuk melakukan pendataan, tapi kondisi perdagangan beras saat ini setiap merek tersebut tak diketahui jenis beras yang dijualnya.

"Sebenarnya pemerintah inginnya ini (survei harga beras) medium atau premium. Kalau begitu, buat kita lebih bunyi (jelas hasil surveinya)," katanya.

3. Tanggapan Kepala BPS atas Permintaan Menko Darmin

Menanggapi permintaan Darmin, Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, pihaknya akan segera merampungkan data beras. Targetnya akhir tahun ini data bisa dipublikasikan. "Targetnya, akhir tahun ini," ujarnya.

Dia menjelaskan, hal yang menjadi kendala dalam mendata stok beras yakni peta lahan, sehingga menyebabkan hingga saat ini belum ada data terbaru. Pihaknya pun tengah berkoordinasi dengan Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) untuk persoalan ini.

Selain itu, BPS juga tengah memperbaiki metodologi serta menggunakan teknologi terkini untuk menghasilkan data yang akurat mengenai ketersediaan beras.

 

4. Buwas Sebut Data Beras Rentan Dipermainkan di Tahun Politik

Direktur Utama (Dirut) Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso menginginkan agar semua pihak untuk duduk dalam satu meja dan melihat data secara bersama-sama. Tujuannya, agar tidak ada lagi polemik mengenai data beras di kemudian hari.

“Apalagi, kita lihat tahun depan merupakan tahun politik di mana pengadaan beras cenderung rentan dipermainkan," kata Buwas.

Dia menjelaskan, bahwa saat ini pemerintah tidak hanya berfokus pada pengadaan beras semata. Karena masih ada 11 bahan pokok lain yang juga harus diperhatikan penyalurannya kepada masyarakat.

"Seperti minyak goreng, tepung, daging sapi dan ayam, semua juga harus diperhatikan," tuturnya.

 

(dni)

Let's block ads! (Why?)

http://economy.okezone.com/read/2018/09/28/320/1957008/fakta-fakta-data-beras-yang-tak-jelas-nomor-4-mengerikan

Bagikan Berita Ini

0 Response to " Fakta-Fakta Data Beras yang Tak Jelas, Nomor 4 'Mengerikan'"

Post a Comment

Powered by Blogger.