Sejumlah penumpang mengaku kartu elektronik terusan miliknya tak bisa digunakan atau ngadat.
"Tadi saya sudah naik, pas ngetap enggak bisa. Katanya kadaluarsa, terus saya harus turun lagi dan benerin kartu saya ke loket," kata seorang penumpang Commuterline Iis kepada CNNIndonesia.com di Stasiun Juanda, Jakarta.
Iis yang dalam kondisi hamil mengaku kewalahan karena mesti bolak balik membetulkan tiket kartu multitrip yang rusak.
"Tadi sudah naik (lantai 2 stasiun) sudah mengantri buat ngetap, sekarang saya turun lagi, harus balik lagi ke lobi, ngantri lagi, padahal bukan saya yang salah," kata dia.
Petugas loket menjelaskan kerusakan kartu yang dialami Iis disebabkan karena pada saat terjadi perbaikan, Iis sempat menempelkan kartunya ke gate yang sedang diperbaiki. Hal itu menyebabkan tiketnya kadaluarsa hingga kerusakan sistem pada kartu yang dipakai pengguna.
Sejak pukul 17.28 WIB antrean mengular di loket karcis Stasiun Juanda. Mereka hendak membenarkan kartu multitrip miliknya yang kini tak bisa lagi digunakan. Tak hanya memperbaiki kartu, beberapa penumpang juga mengaku hendak membeli kartu harian berjamin yang disediakan pihak KCI.
Antrean tak hanya mengular di depan loket stasiun. Di depan pintu tap pun terjadi antrean, karena banyak pengguna kereta yang masih belum tahu kalau tiket multitrip mereka bermasalah.
Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia Wiwik Widayanti mengatakan kerusakan atau kadaluarsa pada kartu multi trip milik pengguna memang dipastikan bisa terjadi.
Calon penumpang antre membeli tiket kertas di Stasiun Bekasi, Jawa Barat. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
"Bisa langsung dibetulkan di loket, kami berikan waktu tujuh hari," katanya.
Tiket Kertas
KCI menyatakan tidak bisa menerapkan sistem gratis bagi konsumen kereta api komuter saat terjadi perbaikan sistem di stasiun-stasiun KRL Jabodetabek sejak Sabtu (21/7) lalu.
KCI memutuskan menggunakan tiket kertas untuk mengantisipasi antrean di loket masuk stasiun.
"Tidak bisa (gratis)," kata Wiwik.
Kebijakan tiket kertas itu, kata Wiwik, adalah upaya KCI untuk melakukan mitigasi dan sebagai upaya mengurai antrean yang mengular. Apalagi kata dia, sistem tiket kertas itu sering diterapkan jika ada stasiun yang tidak dapat melayani transaksi elektronik.
"Pengguna dilayani menggunakan tiket kertas dengan tarif Rp3.000 ke semua tujuan, itu SOP pada perusahaan kami, bukan gratis," katanya.
Wiwik juga mengklaim, sistem tarif flat ke semua tujuan dengan menggunakan karcis kertas ini diterapkan dengan berbagai perhitungan.
"Kami alihkan pada sistem karcis flat dengan kertas, karena merupakan piliham transaksi yang dapat dilayani dengan cepat," katanya.
PT KCI mengklaim sistem tersebut telah kembali normal sejak Senin (23/7) siang di 79 stasiun yang tersebar di Jabodetabek.
PT KCI selaku operator mengklaim telah melakukan berbagai cara untuk tetap memberikan pelayanan yang maksimal bagi para pengguna kereta. Apalagi perbaikan sistem yang semula diprediksi bisa selesai pada Minggu (22/7) ternyata molor hingga Senin. Akibatnya, antrean di sejumlah stasiun mengular panjang.
Wiwik berdalih perbaikan sistem itu dilakukan demi kenyamanan penumpang.
"Upgrade sistem ini untuk memperbaiki kualitas pelayanan," kata dia.
Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sistem Tiket Belum Normal, Penumpang KRL Mengular di Juanda"
Post a Comment