Biaya LRT Banjir Kritikan, Bagaimana dengan MRT?

JAKARTA - Belakangan ini, biaya pembangunan Light Rail Transit (LRT) Palembang mendapatkan banyak kritikan dan sorotan. Banyak yang menduga jika proyek andalan pemerintah ini mengalami mark up anggaran karena dinilai lebih mahal, sebab rata-rata pembangunan LRT adalah USD8 juta per kilometer (km).

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, sama seperti halnya LRT, lambat laun pembangunan MRT juga akan mendapatkan banyak sorotan dari masyarakat. Apalagi setelah pembangunan MRT fase dua dimulai.

BERITA TERKAIT +

"Sekarang kan banyak perbandingan LRT-LRT. Nanti pasti ada perbandingan MRT fase satu-fase dua, kok lebih mahal ya?" ujarnya saat ditemui di Kantor MRT, Jakarta, Rabu (28/6/2018).

Progres MRT Fase I Memasuki 94,6 Persen

William menyebut, pembangunan MRT fase dua memang lebih mahal dibandingkan fase I. Biaya pembangunan fase I rute Lebak Bulus-Bundaran HI membutuhkan dana sekitar Rp16 triliun untuk 16 km.

Sementara untuk pembangunan MRT fase II rute Bunderan HI-Kampung Bandan sepanjang 8,5 km membutuhkan biaya sekitar Rp22,5 triliun. Artinya, biaya pembangunan MRT fase II mencapai hampir dua kali lipat. "Pembangunan fase II ini Rp2 triliun per km," ucapnya.

Progres MRT Fase I Memasuki 94,6 Persen

Sebelum dikritisi, William pun menjelaskan mengapa proyek fase II ini lebih mahal dibandingkan fase pertama. Menurutnya, mahalnya biaya tersebut dikarenakan tingkat kesulitan di fase II lebih tinggi dibandingkan fase pertama. "Fase dua kok lebih mahal ya karena itu disesuaikan dengan tingkat kesulitannya," ucapnya.

Belum lagi, biaya juga mempertimbangkan juga faktor tanah. Semakin berair maka akan semakin sulit pembangunannya dan tentunya perlu teknologi serta uang yang banyak untuk membangun proyek MRT disana.

"Untuk fase I ya kan kelihatan 19 km elevated dan 6 km underground. Dan dengan situasi tanahnya, kalau tanahnya berbatu lebih sulit lagi, kalau tanahnya laut lebih susah lagi," jelasnya.

(dni)

Let's block ads! (Why?)